RESELLER MAKANAN RINGAN
Mensiasati modal usaha yang masih sangat terbatas, Sebastian pun hanya berani mengambil 30 pcs keripik dengan harga sekitar Rp 300.000,00 saja. Ia pun bercerita bahwa ia merelakan diri untuk tidak naik lift menuju kelasnya di lantai enam demi mencuri perhatian teman-temannya pada produk yang ia tawarkan.
Sampai suatu saat, Sebastian bertemu dengan orang-orang pabrik yang memberikan ilmu tentang bisnis makanan. Sejak saat itulah Bastian memutuskan untuk menjalankan bisnis reseller keripik secara berkesinambungan, tidak hanya sebagai bisnis musiman seperti yang dijalankan teman-temannya.Strategi yang dilakoni Sebastian dalam menjual produknya pun menuai hasil. Omzet bisnis makanan ringan keripik yang ia jajakan di kampus pun mencapai Rp 1.000.000,00 di bulan pertama.
Setelah 3 tahun menjalani bisnis reseller keripik di sekitar kampus, kini Sebastian sudah mampu mengirimkan barang dagangannya kepada para reseller maupun distributor. Jangkauan bisnis distribusi makanan Sebastian telah tersebar di empat kota besar di Indonesia seperti Bangka, Medan, Jakarta, dan Bali. “Sampai dengan sekarang ini saya terus mencari pabrik atau produsen yang memiliki produk unggulan dan mau menjalin kerjasama dengan saya” ungkap Bastian. Meskipun hanya bekerja paruh waktu, namun bisnis distribusi makanan Sebastian dapat terus berjalan dengan baik. Ia pun tetap bisa menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu dan menggunakan biaya sendiri dari hasil bisnis makanan ringannya.
Selain itu, Sebastian juga termotivasi untuk ikut membantu meningkatkan minat wirausaha masyarakat. Karena Sebastian melihat kurangnya minat wirausaha di Indonesia. Strategi yang Sebastian lakukan dengan cara mendistribusikan produk yang mudah dijual. Dari situlahimage positif tentang bisnis akan semakin dominan terutama bagi mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan bisnisnya, ia berharap ke depan bisnis makanan ringan yang ia jalankan bisa membuat jaringan distribusi. Dimana dalam satu atap bisa ditemukan berbagai macam jenis makanan ringan unggulan Indonesia dan memiliki lebih banyak pelanggan yang sekaligus mau menjadi rekan bisnis. Dengan menjalin kerjasama dengan pabrik, ekspedisi, serta rekan-rekan yang profesional Sebastian semakin optimis bahwa bisnis makanan ringan yang dijalankannya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Di samping itu semua, ada kemenangan terbesar yang dirasakan Sebastian dalam menjalankan bisnis makanan ringan ini, diantaranya adalah bisa membantu orang lain yang ingin memulai dan menjalankan bisnis. Selain itu, membuat orang tuanya bangga juga menjadi kemenangan terbesar baginya. Meskipun masih duduk di bangku kuliah tetapi sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, melalui ide, relasi, modal usaha, dan kerja sendiri.
Sebelum mengakhiri tanya jawab, Sebastian tak lupa memberikan beberapa kunci suksesnya dalam menjalankan bisnis reseller makanan ringan ini. Kunci kesuksesan yang pertama adalah jangan pernah takut untuk bersaing. “Di setiap waktu, di setiap saat, kita bersaing. Kita lahirpun setelah bersaing. Jadi kenapa harus takut bersaing? Pikirkan kelebihan dan kelemahan kita dibanding pesaing, dari sana kita bisa tahu bagaimana cara memenangkan persaingan!” ujar Sebastian.
No comments:
Post a Comment